Don't miss

Selasa, 08 Maret 2016

Jangan Biarkan Lutung Jawa Punah


By on Maret 08, 2016

JANGAN BIARKAN LUTUNG JAWA PUNAH DI MUARA GEMBONG


Perjalanan istimewa saya lakukan Ahad (6/3) lalu ke Muara Gembong. Mengapa istimewa? Setidaknya ada dua alasan. Pertama, karena daerah yang dikunjungi jauh dari perkotaan dan pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi. Kedua, karena di wilayah tersebut, saya menyaksikan langsung aksi Lutung Jawa yang kini terancam punah. Soal Lutung Jawa ini menjadi perhatian khusus saya. Betapa tidak, 20 tahun lalu dengan mudahnya orang-orang yang berkunjung ke pesisir Muara Gembong melihat aksi Lutung Jawa yang menarik dan menggemaskan. Saat pagi kita akan mendengar hewan berbulu lebat itu bersahut-sahutan.

Kemudian kita akan terpesona ketika menyaksikan mereka menarik kepiting dengan menjuntaikan ekornya ke dalam air laut di pesisir pantai. Bagaikan pemancing. Dengan ekornya itu, kepiting dibantingnya ke pohon bakau hingga mati lalu dagingnya dilahap.

Namun itu dulu. Kemarin, saya tak lagi mendengar suara khas mereka, “kaik..kaik..kaik...” Suasananya senyap. Dan saya pun tak bisa lagi melihat lakon binatang berbahasa latin trancypitecus auratus itu menangkap kepiting. Semuanya seperti menghilang ditelan ombak pesisir.

Mengapa Lutung Jawa terancam punah? Ada hasil peneltian menarik yang dibuat oleh Pusat Studi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia tahun 2009. Mereka meneliti wilayah Pesisir Muara Gembong berdasarkan
Studi Kelautan Pelestarian Ekosistem Hutan Bakau. Salah satu sebabnya adalah akibat terjadinya perubahan ekosistem yang menuju kehancuran di sana.

Bayangkan saja, menurut data mereka, luas wilayah hutan bakau dalam kurun waktu 66 tahun (1943-2009) telah mengalami penyusutan hebat dengan tersisa hanya 16,27 persen. Penyusutan ini berbanding lurus dengan menurunnya populasi hewan yang hidupnya di hutan bakau seperti Lutung Jawa.

Saatnya kita peduli. Jangan biarkan Lutung Jawa punah. Dan munculnya relawan-relawan yang bertujuan menyelamatkan kepunahan ekosistem di Muara Gembong sangat patut kita apresiasi dan dukung.

Saya sendiri melihat salah satu skema penyelamatan Lutung Jawa dan pesisir Muara Gembong adalah dengan membangun ekoturisme. Konsep ini akan memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan (melalui pelestarian bakau dan faunanya), di bidang ekonomi (melalui pemberdayaan kelompok tani pembibit bakau, pemberdayaan warga lokal untuk pengolahan produk bakau dan perikanan) serta sosial (melalui kegiatan sosial pendidikan dan sanitasi kesehatan bagi warga lokal serta pendidikan lingkungan bagi para pengunjung/ wisatawan).

Semoga...


H. Syamsul Falah, M.Ec
Pemimpin Kabupaten Bekasi


*  *  *


Berasa ga kenal sama H Syamsul Falah ???
Sama...saya juga... :)

Tapi kalo saya sebut KH Noer Ali ??? Familiar ga ??
Pasti lah...

Apalagi kalo yang doyan wara-wiri ke daerah Kali Malang, Metropolitan Mall. 
Nahh..ntu nama nya jalan KH Noer Ali....

Jangan ngaku orang Bekasi kalo ga kenal nama itu. 
Naah....si Ustadz Syamsul Falah ini nih...putra nya Pak KH Noer Alie....

Cucok banget yak, kalo jadi pimpinan Bekasi berikut nya.
Nyook yang ngaku lope ama Bekasi, kita bikin beliau jadi Bupati.... *hihihi

Ngimpi ???
Biarin...sayang kalo orang keren begini gak jadi pemimpin Bekasi


Sri Suharni

Hanyalah seorang Emak alias Ibu yang masih memiliki kesempatan di dunia fana ini untuk bisa terus meneruskan tradisi dalam kebaikan meski via sederetan tulisan yang ringan ini

0 komentar :

Posting Komentar