JANGAN BIARKAN LUTUNG JAWA PUNAH DI MUARA GEMBONG
Perjalanan istimewa saya lakukan Ahad (6/3) lalu ke Muara Gembong. Mengapa istimewa? Setidaknya ada dua alasan. Pertama, karena daerah yang dikunjungi jauh dari perkotaan dan pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi. Kedua, karena di wilayah tersebut, saya menyaksikan langsung aksi Lutung Jawa yang kini terancam punah. Soal Lutung Jawa ini menjadi perhatian khusus saya. Betapa tidak, 20 tahun lalu dengan mudahnya orang-orang yang berkunjung ke pesisir Muara Gembong melihat aksi Lutung Jawa yang menarik dan menggemaskan. Saat pagi kita akan mendengar hewan berbulu lebat itu bersahut-sahutan.
Perjalanan istimewa saya lakukan Ahad (6/3) lalu ke Muara Gembong. Mengapa istimewa? Setidaknya ada dua alasan. Pertama, karena daerah yang dikunjungi jauh dari perkotaan dan pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi. Kedua, karena di wilayah tersebut, saya menyaksikan langsung aksi Lutung Jawa yang kini terancam punah. Soal Lutung Jawa ini menjadi perhatian khusus saya. Betapa tidak, 20 tahun lalu dengan mudahnya orang-orang yang berkunjung ke pesisir Muara Gembong melihat aksi Lutung Jawa yang menarik dan menggemaskan. Saat pagi kita akan mendengar hewan berbulu lebat itu bersahut-sahutan.
Kemudian
kita akan terpesona ketika menyaksikan mereka menarik kepiting dengan
menjuntaikan ekornya ke dalam air laut di pesisir pantai. Bagaikan pemancing.
Dengan ekornya itu, kepiting dibantingnya ke pohon bakau hingga mati lalu
dagingnya dilahap.
Namun
itu dulu. Kemarin, saya tak lagi mendengar suara khas mereka, “kaik..kaik..kaik...”
Suasananya senyap. Dan saya pun tak bisa lagi melihat lakon binatang berbahasa
latin trancypitecus auratus itu menangkap kepiting. Semuanya seperti menghilang
ditelan ombak pesisir.
Mengapa
Lutung Jawa terancam punah? Ada hasil peneltian menarik yang dibuat oleh Pusat
Studi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia tahun
2009. Mereka meneliti wilayah Pesisir Muara Gembong berdasarkan
Studi Kelautan Pelestarian Ekosistem Hutan Bakau. Salah satu sebabnya adalah akibat terjadinya perubahan ekosistem yang menuju kehancuran di sana.
Studi Kelautan Pelestarian Ekosistem Hutan Bakau. Salah satu sebabnya adalah akibat terjadinya perubahan ekosistem yang menuju kehancuran di sana.
Bayangkan
saja, menurut data mereka, luas wilayah hutan bakau dalam kurun waktu 66 tahun
(1943-2009) telah mengalami penyusutan hebat dengan tersisa hanya 16,27 persen.
Penyusutan ini berbanding lurus dengan menurunnya populasi hewan yang hidupnya
di hutan bakau seperti Lutung Jawa.
Saatnya kita peduli. Jangan biarkan Lutung Jawa punah. Dan munculnya relawan-relawan yang bertujuan menyelamatkan kepunahan ekosistem di Muara Gembong sangat patut kita apresiasi dan dukung.
Saya
sendiri melihat salah satu skema penyelamatan Lutung Jawa dan pesisir Muara
Gembong adalah dengan membangun ekoturisme. Konsep ini akan memberikan dampak
signifikan terhadap lingkungan (melalui pelestarian bakau dan faunanya), di
bidang ekonomi (melalui pemberdayaan kelompok tani pembibit bakau, pemberdayaan
warga lokal untuk pengolahan produk bakau dan perikanan) serta sosial (melalui
kegiatan sosial pendidikan dan sanitasi kesehatan bagi warga lokal serta
pendidikan lingkungan bagi para pengunjung/ wisatawan).
Semoga...
H. Syamsul Falah, M.Ec
Pemimpin Kabupaten Bekasi
Pemimpin Kabupaten Bekasi
* * *
Berasa
ga kenal sama H Syamsul Falah ???
Sama...saya juga... :)
Sama...saya juga... :)
Tapi kalo saya sebut KH Noer Ali ??? Familiar ga ??
Pasti lah...
Apalagi
kalo yang doyan wara-wiri ke daerah Kali Malang, Metropolitan Mall.
Nahh..ntu
nama nya jalan KH Noer Ali....
Jangan
ngaku orang Bekasi kalo ga kenal nama itu.
Naah....si Ustadz Syamsul Falah ini
nih...putra nya Pak KH Noer Alie....
Cucok
banget yak, kalo jadi pimpinan Bekasi berikut nya.
Nyook yang ngaku lope ama Bekasi, kita bikin beliau
jadi Bupati.... *hihihi
Ngimpi
???
Biarin...sayang kalo orang keren begini gak jadi pemimpin Bekasi
Biarin...sayang kalo orang keren begini gak jadi pemimpin Bekasi
0 komentar :
Posting Komentar