Aku sesaat terdiam
Entah untuk keberapa kali pernyataan itu aku dengar.
Mungkin aku sudah terlalu bosan.
Tapi, ternyata masih saja terdengar menyakit kan.
Seperti mengorek luka hati itu semakin dalam.
Mampu meneteskan darah.
Yang kadang terwujud jadi air mata.
Entah sampai kapan...
Teriak lelah ku tak cukup rasa nya.
Sebab kicauan itu masih saja singgah di telinga.
Menggelitik rasa, sakit, pedih yang tak terkira
Walau kadang secercah senyum terukir.
Memang hambar.
Aku berusaha bersembunyi dari kegetiran rasa.
Sebaris kata terucap.
Walau kelu
Dingin
Seperti putus asa.
Namun dengan sedikit bergetar harus tercetus juga
"Kau telah mengenal ku sebegitu lama
Nyaris semasa umur ku dari dulu sekali
Kau telah banyak membantu ku menjadi dewasa.
Membuat ku tumbuh menjadi perempuan tangguh yang bersahaja seperti yang orang kenal sekarang. Walau kepolosan itu masih tersisa, yang kau bilang nyaris tiada beda dengan kedunguan.
Aku menjadi suka pada adanya diri ku.
Dengan kekurangan dan kelebihan yang aku punya.
Hidup ku menjadi sarat makna.
Kau kenal aku sedari dulu.
Dan aku masih seperti itu
Seperti kumbang, di mana pun aku hinggap,
Aku akan mengambil bagian terbaik dari sekuntum bunga.
Agar apa yang aku berikan,
Sebaik apa yang aku dapat kan...,..."
#Cerita_usang
Di Maghrib yang jingga
0 komentar :
Posting Komentar